Peristiwa Isra' Mi'raj Rasulullah Saww

Peristiwa Isra' Mi'raj Rasulullah Saww
Share

Oleh Al Ustadz Ali As-Shofie

41.Fuṣṣilat : 30

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu."


Semoga kita diberikan anugerah oleh Allah bukan hanya keimanan yg diucap di bibir namun keimanan yg merasuk dalam jiwa dan dilaksanakan oleh raga, dan tentunya bukan itu saja, tapi juga istiqomah dan konsistensi agar kita selalu berada di jalur yg diridhai Allah..karena dengan dua syarat itu lah, maka Allah akan menurunkan malaikatNya dan menghibur serta memberi ketenangan kepada kita.


Karena Allah sangat tau bahwa menselaraskan kata dengan perbuatan bukan lah pekerjaan mudah, apalagi dilakukan dengan konsisten, tentu memerlukan daya upaya yg harus diupayakan dengan bgitu keras, dengan memeras keringat bahkan pengorbanan darah, oleh karena itulah Allah berusaha menghibur hamba2nya tersebut dengan mengutus para malaikat dan berkata kepada mereka jangan takut dan jangan bersedih hati dan memberikan kabar gembira akan surga yg akan menjadi tempatnya kelak…


Itu pula yg sebenarnya terjadi dengan Rasulullah saw dalam peristiwa isra miraj, beliau telah membuktikan keimanan dan konsistensinya untuk selalu berjalan dalam ridha Allah, sehinggal Allah menghibur beliau saw dan menunjukan keagungan alam semesta kepada sang Rasul saw, setidaknya ada tiga peristiwa yg terjadi sebelum isra miraj.


Allah ingin menghibur kekasihNya


Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.

Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya.

Apakah Abu Thalib Kafir?


DALIL KEISLAMAN ABU THALIB

(DALIL PERTAMA)

Tidak Dipisahkannya Fatimah binti Asad dengan Abu Thalib
Firman Allah SWT:

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُوا ۚ

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.” (Qs. al-Baqarah 221)

Al-Haitsami dalam Majma’ al-Zawaaid wa Manba’ al-Fawaaid dalam bab Keutamaan Zainab binti Rasulullah SAW. Juz 9 hal. 213

عن ابن إسحاق ، قال : …. وكان الاسلام قد فرق بين زينب بنت رسول الله (ص) وبين أبى العاص بن الربيع ، الا أن رسول الله (ص) كان لا يقدر على أن يفرق بينهما ، فأقامت معه على اسلامها وهو على شركه حتى هاجر رسول الله (ص) إلى المدينة وهي مقيمة معه بمكة

15233—Dari Ibnu Ishaq, berkata, “….. Islam memisahkan antara Zainab binti Rasulillah SAW. dengan Abi al-Ash bin al-Rabi’. Rasulullah SAW. tidak kuasa memisahkan antara keduanya. Zainab telah memeluk agama Islam, sedangkan Abu al-Ash masih dalam keadaan syirk, hingga Rasulullah SAW. berhijrah ke Madinah, sedangkan Zainab masih bersama Abu al-Ash di Makkah….”

PEMBAHASAN:
1. Kenapa Nabi SAW. berusaha memisahkan antara puteri kesayangannya Zainab (yang muslimah) dengan Abu al-Ash (yang kafir), tapi membiarkan Fatimah binti Asad (muslimah) dengan Abu Thalib (yang kafir)? Padahal Fatimah binti Asad termasuk orang-orang yang awal masuk Islam. Bukankah ini adalah bukti bahwa Abu Thalib adalah seorang muslim? Jika tidak, maka berarti Nabi SAW. telah melanggar perintah Allah SWT.
2. Kenapa tidak disebutkan dalam sejarah bahwa Fatimah binti Asad (yang muslimah) meminta dipisahkan dengan Abu Thalib (yang kafir), padahal Fatimah binti Asad adalah seorang Muslimah pintar yang mengerti syariah?
3. Kenapa tidak ada disebut dalam sejarah bahwa Nabi sendiri juga berusaha memisahkan antara Fatimah binti Asad (yang muslimah) dengan Abu Thalib (yang kafir), seperti Nabi juga memisahkan antara Zainab (puterinya yang muslimah) dengan Abu al-Ash (yang kafir)?


(DALIL KEDUA)

Perlaku Nabi Kepada Mayit Abu Thalib Adalah Perlakuan Kepada Mayit Muslim

Al-Nasa-i—Kekhususan Ali bin Abi Thalib—Halaman 38

– …. أخرجه ابن سعد في طبقاته ، عن عبيد الله بن أبي رافع ، عن علي ، قال :أخبرت رسول الله (ص) بموت أبي طالب فبكى ، ثم قال : اذهب فاغسله وكفنه وواره غفر الله له ورحمه ، فقال البرزنجي كما في أسني المطالب : 35 ، أخرجه أبو داود وابن الجارود وابن خزيمة : وإنما ترك النبي (ص) المشي في جنازته اتقاء من شر سفهاء قريش ، وعدم صلاته لعدم مشروعية صلاة الجنازة يومئذ.

Sumber yang lain adalah: Asna al-Mathaalib, al-Barzanji, dan Tadzkirah al-Khawash, Ibnu Jauzi.

Ibnu Sa’d dalam Thabaqatnya, dari Abdillah bin Abi Rafi’, dari Ali, berkata, “Aku kabarkah kepada Rasulullah SAW. kematian Abu Thalib. Menangislah Nabi SAW. Lalu beliau berkata, “Pergilah, mandikan dan kafanilah dia.” Dan diriwayatkan lagi, “Semoga Allah mengampuninya dan memberinya rahmat.” Dan al-Barzanji berkata di Asna al-Mathaalib 35 yang ditakhir oleh Abu Dawud dan Ibnu al-Jaaruud dan Ibnu Khuzaimah, “Nabi meninggalkan jenazah Abu Thalib untuk menjaga perbuatan jahat dari orang-orang Quraysh. Sedangkan tidak dishalatkannya jenazah Abu Thalib, karena saat itu memang belum turun Syariah tentang Shalat Sunnah Jenazah.

Dari muamalah Rasulullah SAW. kepada mayitnya Abu Thalib ini, sudah bisa diketahui bahwa Abu Thalib adalah seorang Muslim. Sekarang Anda tinggal memilih, menjadi pembenci keluarga Nabi walaupun dalil-dalil keislamannya sudah jelas, atau sebaliknya, menjadi pencintanya.


(DALIL KETIGA)

Pembelaan Abu Thalib kepada Nabi saw


Ketika seorang Mekah melemparkan kotoran kepada Nabi Muhamad ketika ia tengah shalat, Abu Thalib sambil mengacungkan pedang, pergi mengapit tangan kemenakannya hingga ia sampai ke Mesjid haram. Sekelompok musuh sedang duduk di sana dan ketika beberapa orang berusaha untuk mengatakan ssuatu kepada Abu Thalib ia berkata kepada mereka, “Demi Dia yang diyakini Muhamad, jika ada dari kalian yang berdiri, aku akan memukulnya dengan pedangku!”

Perhatikanlah beberapa baris berikut dari referensi hadis Sunni: Ketika seseorang bersumpah, ia bersumpah dengan sesuatu yang memiliki kesucian bagi dirinya, dan bukan sesuatu yang tidak ia yakini. Pernyataan diplomatis tadi membuktikan kepada orang-orang berakal bahwa ia meyakini Tuhannya Muhammad, Yang Maha Esa dan Maha Besar. Kemudian Abu Thalib memerintahkan Hamzah untuk melumuri orang yang menunjukkan kebencian kepada Nabi Muhamad dengan tanah. Pada peristiwa inilah Abu Thalib berkata, “Aku meyakini bahwa agama Muhamad adalah agama yang paling benar dari semua agama yang ada di alam semesta.”


Adapun berita yg beredar sekarang ialah bahwa paman nabi Saw ini meninggal dalam keadaan kafir


Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..


Kemuliaan Khadijah

ووجدك عائلا فاغنى
"Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa: 8)

Khadijah alaihassalam

Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]

Pada sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, diceritakan Nabi saw sedang bercengkrama dengan Aisyah di depan rumah mereka. Tiba-tiba melintaslah  seorang perempuan tua. Nabi saw segera mempersilahkan perempuan tua itu masuk rumah, digelarnya sorban sebagai alas duduknya. Keduanya lalu bercakap-cakap. Saat perempuan tua itu berlalu, Aisyah menanyakan perihal tamu yang terlihat sangat istimewa dimata nabi.

“Perempuan tua itu mengingatkanku pada Khatijah, saat dia masih hidup, perempuan itu sering datang kerumahnya, dan Khadijah selalu menyambutnya dengan penuh rasa hormat. Aku menghormatinya sebagaimana Khadijah dulu melakukannya.”cerita Nabi Muhammad saw.

Aisyah sepertinya cemburu mendengar penuturan itu, seperti wanita normal lainnya, hingga tak sadar ia berkata,” Masih saja menyebut-sebut perempuan yang sudah mati itu. Bukankah sekarang telah ada perempuan pengganti yang lebih baik dari dirinya?”

Mendengar perkataan istrinya, Aisyiah, Nabi saw nampak memerah raut wajahnya, seperti saat menerima titah Illahiyah  atau sedang marah besar. Namun jelas sekali kali ini nampak beliau sedang marah.

“Aisyiah perlu kau tahu, Allah tidak akan mendatangkan pengganti sebaik atau lebih baik dari Khadijah! Tidak akan lagi ada perempuan seperti dia!”, kata Nabi Muhammad saw sambil menghadapkan wajahnya pada Aisyiah.

“..Ia telah terjaga akan kenabianku ketika orang lain terlelap berselimut jahiliyah, ia juga selalu membenarkan ucapanku saat yang lain menganggapnya sebagai bualan, Ia bahkan tak segan memberikan seluruh hartanya padaku dengan ikhlas saat orang lain menyembunyikan tangan, dan darinya Allah memberiku keturunan ketika dari istriku yang lain tidak. Kau perlu tahu semua itu, Aisyah!”

Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul huzn (tahun kesedihan).


Peristiwa isra dan mi'raj nya Nabi Saw memang tidak menambah keimanan beliau kepada Allah SWT karena beliau sudah berada di puncak keimanan, jangan nabi Saw, murid beliau saja yg merupakan pintu kota ilmu Rasulullah Saw yaitu sayidina Ali bin Abi Thalib pernah mengakatan

لو كشف الغطاء ما ازددت يقينا


Ali adalah pintu ilmunya Rasulullah dan Rasulullah adalah kotanya, jika pintunya saja seperti itu bagaimana dengan kotanya, dan Ali juga pernah ditanya tentang posisinya dihadapan Rasulullah Saw, lalu beliau menjawab


انا عبد من عبيد محمد


Lalu apa hikmah yang bisa kita terapkan dan jadikan panduan dalam hidup kita dari peristiwa isra dan mi'raj nya rasulullah Saw ini.


Kata Sukarno dalam bukunya Islam sontoloyo mengatakan bahwa kita umat Islam tidak dapat mengambil api dari Islam tapi mengambil abunya.


Ada benarnya juga apa yg dikatakan Sukarno dalam hal ini, salam peristiwa isra dan mi'raj saja banyak dari kita sibuk dengan kendaraan buroq yg digunakan Rasulullah Saw….asyik mendengarkan kisah masa lalu dimana Rasulullah terbang ke langit 7 dan Sidratul Muntaha, sehingga yg kita bawa pulang itu yah hal2 yg seperti itu saja, namun lupa apa hikmah atau dalam bahasa Sukarno itu Api dari peristiwa itu. Dan apa yg dapat kita ambil dari peristiwa isra mi'raj itu sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan kita dan menjadi panduan kita melangkah dalam kehidipan kita sekarang ini.


Lalu apa hikmah yg dapat kita ambil dari peristiwa ini?


Peristiwa Isra dan Mi'raj itu menambah tekad Rasulullah untuk tetap tegar dalam mengajak manusia kepada jalannya Allah SWT. Beliau kembali ke bumi dan melanjutkan dakwahnya.


Ini menunjukan bahwa tugas sosial dalam Islam lebih penting daripada tugas individual, pencapaian sosial itu lebih diutamakan daripada pencapaian individual.


Hikmah sosial dari isra mirajnya Rasul saww


Iqbal mengutip perkataan seorang sufi besar bernama Abdul quddus dari gangoh yg mengatakan”

Muhammad dari Arabia telah mi’raj, mencapai langit tertinggi dan ia kembali. Saya bersumpah demi Allah jika sekiranya aku telah mencapai titik itu, aku tak akan pernah kembali.


perkataan ini mengungkapkan bahwa pencapaian yg telah dicapai oleh Rasul sampai ia menapakan kaki di sidratul muntaha adalah sebuah kefanaan total dan keinginan dari semua Salik atau musafir spiritual yg berusaha sampai kepada titik tertinggi kefanaan dirinya dihadapan Allah..dan tidak ada seorang pun yg telah mencapai titik tertinggi itu kecuali Rasulullah saww. dengan semua keindahan tertinggi itu,rasul saww tetap kembali ke dunia dan menanggung semua penderitaan dan beban dakwah...semua itu dilakukan demi untuk umatnya…Nabi idris saja, ketika diajak jalan-jalan ke surga dia tak ingin kembali ke bumi, tapi ingin menetap disana, dan akhirnya Allah membangunkan surga di salah satu lapusan langit, agar idris dapat terus beribadah kepada Allah, Allah berfirman


وَاذْكُرْفِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56} وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا {57}

“Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.— Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57)


jika kita tidak dapat mengikuti Semua Risalah Rasul saww maka kita adalah orang yg telah kurang ajar kepada Rasul dan orang yg tidak tahu membalas budi percuma semua acara2 seremonial yg kita lakukan, namun setelah acarq bubar kita sibuk dengan urusan masing2...


3. Sholat Mirajnya mumin

Lalu ada pertanyaan, jika Rasul saww dihibur oleh Allah swt dengan berisra dan miraj, lalu jika seandainya kita yg mendapatkan tantangan dakwah, lalu apa hiburan yg berikan Allah kepada kita?


Jawabannya adalah sholat, karena Rasul saww telah bersabda, sholat adalah mirajnya orang mumin

Sholat yg disyariatkan Allah swt pada peristiwa Miraj, memiliki fungsi untuk  meningkatkan dimensi spiritualitas manusia


Karena sholat bagi Rasul saww sang Kekasih, adalah penghiburnya pada saat beliau ada di bumi, karena Rasul saww tahu bahwa tugas yang lebih berat menanti beliau saww.
oleh karena itulah Allah swt mensyariatkan sholat kepada Rasul saww, karena dengan sholat 5x sehari maka manusia akan dapat terus menjaga dan membangun hubungannya dengan Allah agar tetap dan lebih kuat, dan dengannya maka spiritualitas manusia akan meningkat.


Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt

اقم الصلاة لذكري


(Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila ! dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa

الا بذكر الله تطمئن القلوب

Ar-Ra'du :28


dan kebahagiaan hidup

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman
(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya,
(Q.S; Al Mu'minun : 1-2).


Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt..


Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari.



Rasul tidak hanya sekali bermiraj.

Fatimah (sa) buah surga dan tidak pernah haid
Aisyah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Ketika aku diperjalankan ke langit, aku dimasukkan ke surga, lalu berhenti di sebuah pohon dari pohon-pohon surga, dan aku tidak melihat yang lebih indah dari pohon yang satu itu, daunnya paling putih, buahnya paling harum. Kemudian aku mendapatkan buahnya lalu aku makan. Buah itu menjadi nuthfah di sulbiku. Setelah aku sampai di bumi aku berhubungan dengan Khadijah kemudian ia mengandung Fatimah. Setelah itu setiap aku rindu bau surga aku mencium bau Fatimah.” (tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang surat Al-Isra’: 1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3: 156)


Padahal kita tahu Fatimah lahir pada 20 Jumadil akhir 5 tahun setelah kenabian, H / tahun 606
Mekkah.


ISRA MIRAJ MENBERI PESAN KEPADA KITA AKAN PENTINGNYA MASJID bahkan simbol kemenangan Islam pada akhir zaman pun ditandai dengan masuknya kaum musilim untuk sholat di Masjid al-Aqsha


فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا



Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidilaqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel